Sebuah cerita pengantar jendela inspirasi dan karya sesungguhnya

Mar 6, 2016

Love In The School 3

No comments
Bab 3

Malam hari setelah aku pulang dari les jam 7.
@Chat line with Onna
“Onna, tadi itu gw mau balikin duit nya si henrick. Jadi lu jangan salah paham ok?” chat ku
“lah terus kenapa kasih tau gw?” chat onna
“gw takutnya lu ngejek ngejek gw sama dia” chat ku
“ya elah santai aja kali” chat onna
“hahaha ok deh. Awas lu sampe ejek ejek gw sama dia” chat ku
“okok santai aja” chat onna
“sip sent stiker  (*^o^*)" Chat ku

            Aku merasa lega. Ku pikir dia akan meledek ku. Huffhh syukur lah. Aku paling gak suka di ejek ejek dengan cowok yang aku tidak sukai. Untungnya onna mengerti aku. Memang sahabat yang paling top dah hahaha.
            Aku telentang di ranjang ku. Ku lihat dekat ranjang ku ada sebuah novel kesukaan ku. Aku paling suka membaca novel cinta cinta an. Membuat angan ku terbang jauh. Sampai waktu itu aku membaca novel sampai ketiduran dan terbawa mimpi cerita itu.
            Tidak terasa 1 jam lebih ku habis kan untuk membaca setengah buku novel. Aku baru menyadari kalau aku belum mandi. Bentar lagi mama pulang terus kalau lihat aku masih pakai baju les pasti di marahin mama nih.
“HIRANIIIII!” teriak mama dari lantai 1 yang terdengar sampai lantai 2 kamarku.
“Apa ma?” Aku keluar kamar dan ngumpet di balik tembok. Jadi nya mama tidak melihat ku
“mama beliin makanan kesukaan kamu loh... pizza” dengan nada senang
“apa?! Wuihhh mantap”
            Aku segera menuju lantai 1. Aku mengambil 1 potong an pizza. Uhmmm enak sekali rasanya. Begitu lembut, harummmm wahh aku serasa di langit ke tujuh. Sudah lama aku tidak makan pizza. Terakhir aku makan pas smp 3. Dan sekarang aku menikmatinya lagi.
“hirani? Kamu belum mandi ya?” tanya mama sambil mencium badan ku.
            Aku langsung menghentikan makan ku. Aku sejenak menatap pizza ku yang tinggal ¼ lagi. Aku segera melepaskan pizza yang di tangan ku dan segera berlari ke lantai 2 kamar ku.
“hirani!! Cepatan mandi!!” teriak mama
            Sebentar lagi mama pasti menuju lantai 2 untuk mengecek aku mandi atau tidak. Aku segera mengambil handuk dan baju tidur ku ke dalam kamar mandi. Mama masuk seiring aku masuk ke kamar mandi. Timing yang pas hahaha. Aku mandi kira2 ½ jam. Hahhh segarnya.
            Tiba tiba kejadian henrick terlintas di otak ku. Astaga dia ternyata hero ku yang selama ini aku idam idam kan. Aku pernah berangan angan kalau suatu saat nanti jika aku bertemu dengan hero ku. Aku akan membalas kebaikannya. Aku berharap tuhan mengabulkan permintaan ku. Dan hari ini tuhan mengabulkannya. Eh bukanya kemaren ya? Wkwkwk. Aku baru sadar hehehe.
###
“Onna!” teriak ku yang berada di dekat lapangan.
“apa?” menanggapi ku sambil menghampiri ku.
“gw pengen kasih tau lu sesuatu” bisik ku sambil duduk di kursi dekat lapangan.
“ehmm apa ni?” penasaran nya sambil duduk di sebelah ku.
“ternyata gw sudah bertemu dengan hero gw , na!”
“apa?! Yang benar saja. Padahal itu kejadian pas kelas 1 sd dan kelas SMA1 baru ketemu? Wah benar benar tuhan adil hahaha” kata onna
“iyaaa. Lu tau gak itu siapa?” tanya ku
“siapa ni? Kasih tau dong” pinta nya.
“henrick weh henrick. Astaga gw gak nyangka gw beneran bisa ketemu dia” senang ku
“henrick? Beneran? Kok lu bisa tau kalau dia hero lu pas kecil?” kaget onna
“tau dong. Dia gak berubah. Sikapnya, wajahnya, kebiasaannya. Aku ingat” jawabku dengan sigap
“oooo begitu toh” ekspresi nya berubah menjadi muram
“loh lu kenapa na? Kok tiba tiba sedih gitu?” aku tiba tiba shock
“sebenarnya aku pas di australia, aku sekelas dengan henrick. Waktu itu aku baru masuk smp 1 disana. Aku begitu mengagumi henrick. Dia pintar, ganteng, dan... pokoknya perfect lah. Aku sampai di jakarta karena dia. Dan kerennya dia masuk ke sekolah kita. Aku benar benar menyukainya” jelas onna
            Jujur aku benar benar kaget dan aku tidak tau harus berbuat apa. Setelah mendengar kata onna menyukai henrick, aku serasa berada di tengah laut dan beberapa saat petir menyambar.
###
            Setelah bel sekolah berbunyi, aku bersiap siap dan segera beranjak dari tempat duduk ku. Aku berjalan menuju anak tangga tapi... tiba tiba ada yang menepuk pundak ku. Aku segera menoleh dan ahh ternyata rio dan henrick. Mereka berdua dan aku ngobrol ngobrol selama perjalanan menuju lantai 1 sekolah. Di depan pintu sekolah, mereka mengajak ku untuk bermain. Aku ikut ikut saja. Lagi pula kita bertiga jalan kaki dan searah dengan jalan pulang ke rumah.
            Sepanjang perjalanan aku hanya bengong melihat gerak gerik henrick dan rio. Aku binggung kenapa mereka tingkahnya seperti ingin mencuri?
“ting tong ting tong” rio memencet bel di salah satu rumah dan berlari. Henrick juga ikutan berlari.
            Aku hanya berdiri kebinggungan. Rio menarik tangan ku dan kita bertiga berlari bersama. Mereka terlihat bahagia. Aku juga ikut bahagia melihat orang lain bahagia.
            Kita bertiga beristirahat di warkop dekat rumah ku. Tanpa aku sadari rio masih memegang tangan ku. Dan henrick terlihat santai saja sambil meneguk segelas es teh manis. Sepertinya dia tidak menyadari nya. Aku segera melepaskan tangan ku dari rio.
            Memang aku sudah menemukan hero ku, cowok idaman ku. Tapi sahabat ku menyukai nya. Aku benci hal ini. Ketika aku mencintai seseorang tapi sahabat ku mencintai nya juga.
###
            Rio meminta id line ku. Henrick juga sekalian meminta id line ku. Setelah itu kita bertiga melanjutkan makan di warkop. Lagi lagi aku abis duluan makanannya. Duhh aku harus jaim (jaga image). Setelah kita makan selesai, aku berjalan ke arah rumah ku dan mereka mau mengantar kan ku sampai rumah. Aku gak enak sama mereka. Tapi mereka bilang kalau aku perempuan takutnya di godain sama abang abang di jalan. Aku hanya tertawa dan menuruti mereka.
###
“ah lelahnya...” terbaring di ranjang ku.
            Aku segera mandi. Untung nya hari ini les gw lagi di renovasi jadinya gak les. Aku melihat ke arah lemari. Aku membukanya dan melihat sebuah botol parfum pria yang elegan. Aku mencium aroma menenangkan ini. Aroma khas papa. Aroma ini “hermes terre hermes”. Papa sangat menyukai aroma ini. Aroma penggabungan elemen air, bumi dan udara. Aku merindukan papa. Sudah 2 tahun papa meninggalkan mama dan aku.
            Papa meninggal karena mempunyai penyakit jantung koroner. Padahal papa tidak merokok dan menjaga kesehatan kok. Tapi kata dokter papa meninggal karena faktor polusi udara dan polusi kimiawi. Papa memang bekerja di perusahan obat nyamuk ternama. Tapi apakah papa lupa memakai masker?
            Aku menangis dalam kamar sambil memeluk parfum milik papa. Aku merindukan papa. Aku berharap papa selalu ada di samping ku selalu.
“line” bunyi hp ku
            Aku melihat notificationnya berasal dari.. “rio”. Kenapa rio line aku?
“Hallo hirani” chatnya
“iya kenapa rio?” chat ku
“boleh minjem catatan sejarah?” chat nya
“lah kan gw sama lu beda kelas” chat ku
“soalnya gw kan anak baru, gw belum terlalu kenal sama temen sekelas gw. Cuman henrick doang. Henrick mah tulisannya jelek banget. Kayak yunani kuno hahaha. Jadinya gw mau minjem sama lu” chatnya
“ooo ok ok besok gw bawain” chat ku
“okok” chatnya
###
@dipihak rio
(membayang kan wajah hirani yang sedang tertawa, sedang makan, sedang sendawa, dan muka yang memelas untuk minta maaf)
(wajah rio mulai memerah, dan dia senyum senyum sendiri)
“uhuk uhuk” suara batuk rio
“duh besok kayaknya gw gak masuk deh” sedihnya
            Kenapa ya akhir akhir ini gw selalu mikirin hirani terus. Udah gila ya gw. Ah gw tidur dulu lah. Ngapain mikirin masalah gak penting gitu

Continue###

By: Devi Stefanny



makasih ya sudah menunggu sampai bab selanjutnya :)

No comments :

Post a Comment