Sebuah cerita pengantar jendela inspirasi dan karya sesungguhnya

Mar 18, 2016

Love In The School 6

No comments
Bab 6

“hy henrick” sapa ku di koridor sekolah saat pagi masuk sekolah.
“ohh hy hirani” sapanya balik sambil menengok ke belakang
“denger denger hari ini ada tugas kelompok masak ya? Gabungan kelas 10 a dan 10 b? Tanya ku sambil berjalan
“ehmm gw denger denger juga sih iya luh. Walah gw gak bisa masak lagi. Semoga saja kelompok gw ada lu. Jadinya gw yang siapin bahan aja hahaha” jawabnya sambil berjalan menuju kelas
“Dasar lu mau nya enaknya aja hahaha” jawab ku bercanda sambil memukul pelan bahu nya henrick.
            Aku merasa dekat dengan henrick akhir akhir ini. Ah betapa senangnya. Tapi setiap kebahagiaan ku datang bersama henrick, bayangan onna sealu di otak ku. Aku merasa tidak enak kepadanya. Karena dia menyukai henrick. Tapi disisi lain aku suka sama henrick sejak saat itu. Onna pun juga tau. Jadi aku gak salah kan kalau dekat dengan orang yang aku suka? Hal itu selalu aku tanam kan di hati ku. hmmmm tetapi ada yang menganjel.
            Aku merasa di belakang ada yang sedang memperhatikan aku sama henrick. Aku menengok ke belakang ternyata rio. Muka nya rio terlihat flat dan tak berekspresi. Sepertinya mukanya yang tidak senang atau badmood. Sekejap aku berhenti melangkah. Henrick yang sedang melangkah pun ikut berhenti.
“kenapa hirani?” sambil menengok ke belakang dan bertanya ke padaku
            Sekejap rio tersenyum paksa dan langsung berjalan menghampiri kami. Dia terlihat sedikit berbeda hari ini. Terlihat tak seceria kemaren. Padahal kemaren, ahh memalukan sekali mengingat hal aku memeluk dia secara tiba tiba. Bangke emang tuh petir bikin gw kaget aja.
“rio?” tanya ku kepada rio
“gw ada kabar buat kalian” kata rio yang mulai menegang
“apaan rio?” tanya henrick
“gw tadi lihat di papan mading. Kalau kita....” kata rio yang terhenti
“kita kenapa rio?” aku mulai penasaran dan panik
“kita sekelompok masak bersama frans!” jawab rio dengan semangat. Yang ekspresinya dari flat menegangkan menjadi orang yang sangat gembira seperti dia mendapat 100 juta dollar aja.
            Sepontan aku kaget bersama dengan henrick. Aku sangat senang dan henrick pun juga.
“tuh kan apa yang gw bilang? Lu sekelompok sm gw hahaha hebat gw bisa nembak bener” kata henrick
“kapan lu bilang gw sekelompok sama lu, adanya lu yang berharap gw sekelompok sama lu kalii” sahut gw menyindir dia.
“hmm iya iya hirani. Gw ngalah aja dah sama lu” jawabnya
“luuu zzz” sok sok ngambek aku
“udah udah kalian sewot sewotan nya cukup. Tuh ada frans yang di belakang lu orang. Bengong doang liat kita. Sapa dong. Kasian dia hahaha” kata rio
“haloo frans” sapa rio, henrick dan aku
“ooo.. haa.. lloo hehehe. Katanya gw sekelompok sama lu orang ya?” tanya frans
“iya kita berempat sekelompok frans” jawab ku
“tugasnya minggu depan loh” kata rio
“ehmm okok entar gw yang beli bahan bahannya” kata henrick

“ehhh kalian kenapa tidak masuk? Sudah bel loh. Sudah sana henrick dan rio balik ke kelas kalian dan frans... hirani balik ke kelas kamu. Ibu sudah mau mengajar” kata ibu andini yang mengajarkan fisika.
“baik bu. Ayok hirani balik ke kelas” ajak frans
“yokk” menyetujui frans
            Aku melihat henrick dan rio berjalan menuju ke kelasnya dan ketika sampai di depan kelas mereka. Mereka melihat ke arah aku dan melambaikan tangan. Aku pun membalas melambaikan tangan.
###
            Ahhh indahnya bisa jalan bareng hirani. Bermain roller coaster, ke rumah hantu dan dia peluk gw. Dan dia makan es krim vanila dan belepotan. Dan gw melihat nya dan... cup.. . Gw mencium bibirnya. Dia terlihat malu malu dan gw pun menjadi salting. Ahh makan gulali bareng dan... ehh kok hirani menjadi buram.
“rioo... oiii bangun woii” teriak henrick yang duduk di sebelah rio
“woiii berdy bangunn.. rioo berdyy” teriak jason yang duduk di depan rio.
Jason adalah anak yang gendut di kelas tapi dia ganteng. Banyak yang mengagumi nya tapi lebih banyak yang tertarik kepada rio dan henrick. Lebih lebih rio.
“ahh pangeran sedang tertidur. Senyum senyum sendiri lagi. Ahh manisnya. Duhhh cakepnya” bisik bisik cewek cewek di kelas.
            Onna hanya melihat kejadian itu dan biasa aja. Onna melihat segerombolan cewek sedang berbisik bisik tentang rio (pangeran tertidur) dan melihat pak guru yang sedang menghampiri tempat rio dan henrick.
“rio berdy” kata pak guru
“(mengucek ngucek mata) ahh ya pak maap sayaa keetii...” terpotong
“udah entar kamu ke ruang saya” suruh pak guru
            Seketika rio menjadi tegang.
“hahhh mampus lu. Lu sih kita panggil panggil gak bangun bangun” sewot jason
“apa sih lu. Diem lu gendut” sahut rio dengan tatapan tajam kepada jason
“lu! (kesal jason)” “Hahhhh ok gw diem” hela jason
###
“HIRANI! Kenapa kamu malah gambar gambar di buku latian kamu? Bukan nya mengerjakan no 21 sampai 30. Kalau tidak mengerti kan bisa bertanya” marah bu andini
“(dalem hati hirani) {“gw mah gak ngerti semua. Makanya gw gambar gambar dan kalau gw nanya ibu mah. Entar langsung ngamuk kali gara gara gak ngerti sama sekali”}”
“maa..maa..maa ap bu. Saya benar benar gak ngerti hehehe” nyengir ku
“entar sepulang sekolah, kamu suruh orang tua kamu kesini” perintah bu andini
“tapi buu...”kataku
“tapi tapi apalagi. Ibu tau kamu suka menggambar tapi kamu sering begini. Kalau gak tau pasti langsung menggambar” kata bu andini

“baiklah bu” aku menunduk

continue###

By: Devi Stefanny

makasih telah membaca cerita ku. kali ini saya sendiri author DVS (devi stefanny) yang menulis cerita di bab ini dan bab seterusnya. thanks reader :)

No comments :

Post a Comment