Bab 6
“hy henrick” sapa ku di koridor
sekolah saat pagi masuk sekolah.
“ohh hy hirani” sapanya
balik sambil menengok ke belakang
“denger denger hari ini ada
tugas kelompok masak ya? Gabungan kelas 10 a dan 10 b? Tanya ku sambil berjalan
“ehmm gw denger denger juga
sih iya luh. Walah gw gak bisa masak lagi. Semoga saja kelompok gw ada lu.
Jadinya gw yang siapin bahan aja hahaha” jawabnya sambil berjalan menuju kelas
“Dasar lu mau nya enaknya
aja hahaha” jawab ku bercanda sambil memukul pelan bahu nya henrick.
Aku merasa dekat dengan henrick akhir akhir ini. Ah
betapa senangnya. Tapi setiap kebahagiaan ku datang bersama henrick, bayangan
onna sealu di otak ku. Aku merasa tidak enak kepadanya. Karena dia menyukai
henrick. Tapi disisi lain aku suka sama henrick sejak saat itu. Onna pun juga
tau. Jadi aku gak salah kan kalau dekat dengan orang yang aku suka? Hal itu
selalu aku tanam kan di hati ku. hmmmm tetapi ada yang menganjel.
Aku merasa di belakang ada yang sedang memperhatikan aku
sama henrick. Aku menengok ke belakang ternyata rio. Muka nya rio terlihat flat
dan tak berekspresi. Sepertinya mukanya yang tidak senang atau badmood. Sekejap
aku berhenti melangkah. Henrick yang sedang melangkah pun ikut berhenti.
“kenapa hirani?” sambil
menengok ke belakang dan bertanya ke padaku
Sekejap rio tersenyum paksa dan langsung berjalan
menghampiri kami. Dia terlihat sedikit berbeda hari ini. Terlihat tak seceria
kemaren. Padahal kemaren, ahh memalukan sekali mengingat hal aku memeluk dia
secara tiba tiba. Bangke emang tuh petir bikin gw kaget aja.
“rio?” tanya ku kepada rio
“gw ada kabar buat kalian”
kata rio yang mulai menegang
“apaan rio?” tanya henrick
“gw tadi lihat di papan
mading. Kalau kita....” kata rio yang terhenti
“kita kenapa rio?” aku
mulai penasaran dan panik
“kita sekelompok masak
bersama frans!” jawab rio dengan semangat. Yang ekspresinya dari flat
menegangkan menjadi orang yang sangat gembira seperti dia mendapat 100 juta
dollar aja.
Sepontan aku kaget bersama dengan henrick. Aku sangat
senang dan henrick pun juga.
“tuh kan apa yang gw
bilang? Lu sekelompok sm gw hahaha hebat gw bisa nembak bener” kata henrick
“kapan lu bilang gw
sekelompok sama lu, adanya lu yang berharap gw sekelompok sama lu kalii” sahut
gw menyindir dia.
“hmm iya iya hirani. Gw
ngalah aja dah sama lu” jawabnya
“luuu zzz” sok sok ngambek
aku
“udah udah kalian sewot
sewotan nya cukup. Tuh ada frans yang di belakang lu orang. Bengong doang liat
kita. Sapa dong. Kasian dia hahaha” kata rio
“haloo frans” sapa rio,
henrick dan aku
“ooo.. haa.. lloo hehehe.
Katanya gw sekelompok sama lu orang ya?” tanya frans
“iya kita berempat
sekelompok frans” jawab ku
“tugasnya minggu depan loh”
kata rio
“ehmm okok entar gw yang
beli bahan bahannya” kata henrick
“ehhh kalian kenapa tidak
masuk? Sudah bel loh. Sudah sana henrick dan rio balik ke kelas kalian dan
frans... hirani balik ke kelas kamu. Ibu sudah mau mengajar” kata ibu andini
yang mengajarkan fisika.
“baik bu. Ayok hirani balik
ke kelas” ajak frans
“yokk” menyetujui frans
Aku melihat henrick dan rio berjalan menuju ke kelasnya
dan ketika sampai di depan kelas mereka. Mereka melihat ke arah aku dan
melambaikan tangan. Aku pun membalas melambaikan tangan.
###
Ahhh indahnya bisa jalan bareng hirani. Bermain roller
coaster, ke rumah hantu dan dia peluk gw. Dan dia makan es krim vanila dan
belepotan. Dan gw melihat nya dan... cup.. . Gw mencium bibirnya. Dia terlihat
malu malu dan gw pun menjadi salting. Ahh makan gulali bareng dan... ehh kok
hirani menjadi buram.
“rioo... oiii bangun woii”
teriak henrick yang duduk di sebelah rio
“woiii berdy bangunn.. rioo
berdyy” teriak jason yang duduk di depan rio.
Jason
adalah anak yang gendut di kelas tapi dia ganteng. Banyak yang mengagumi nya
tapi lebih banyak yang tertarik kepada rio dan henrick. Lebih lebih rio.
“ahh pangeran sedang
tertidur. Senyum senyum sendiri lagi. Ahh manisnya. Duhhh cakepnya” bisik bisik
cewek cewek di kelas.
Onna hanya melihat kejadian itu dan biasa aja. Onna
melihat segerombolan cewek sedang berbisik bisik tentang rio (pangeran
tertidur) dan melihat pak guru yang sedang menghampiri tempat rio dan henrick.
“rio berdy” kata pak guru
“(mengucek ngucek mata) ahh
ya pak maap sayaa keetii...” terpotong
“udah entar kamu ke ruang
saya” suruh pak guru
Seketika rio menjadi tegang.
“hahhh mampus lu. Lu sih
kita panggil panggil gak bangun bangun” sewot jason
“apa sih lu. Diem lu
gendut” sahut rio dengan tatapan tajam kepada jason
###
“HIRANI! Kenapa kamu malah
gambar gambar di buku latian kamu? Bukan nya mengerjakan no 21 sampai 30. Kalau
tidak mengerti kan bisa bertanya” marah bu andini
“(dalem hati hirani) {“gw mah gak ngerti semua. Makanya gw gambar
gambar dan kalau gw nanya ibu mah. Entar langsung ngamuk kali gara gara gak
ngerti sama sekali”}”
“maa..maa..maa ap bu. Saya
benar benar gak ngerti hehehe” nyengir ku
“entar sepulang sekolah,
kamu suruh orang tua kamu kesini” perintah bu andini
“tapi buu...”kataku
“tapi tapi apalagi. Ibu tau
kamu suka menggambar tapi kamu sering begini. Kalau gak tau pasti langsung menggambar”
kata bu andini
“baiklah bu” aku menunduk
continue###
By: Devi Stefanny

No comments :
Post a Comment