Sebuah cerita pengantar jendela inspirasi dan karya sesungguhnya

Mar 5, 2016

Love In The School 2

No comments
Bab 2
           
Pagi ini mama masih tidur, padahal biasanya jam 5 sudah bangun duluan. Mungkin kemarin terlalu banyak kerjaan jadi nya se cape ini.
            Aku bersiap siap berangkat ke sekolah. Jam 7 pagi sekolah ku berbunyi. Setiap pagi mama memang suka membuat kan ku sarapan, sedang kan bi imah memasak siang dan malam. Mama selalu membuat sarapan ala khas jepang yaitu “onigiri”(makanan berupa nasi yang dipadatkan sewaktu masih hangat sehingga berbentuk segitiga yang di kepal nori). Tapi pagi ini aku tidak sarapan, kasian untuk membangunkan mama.
Ku beri sedikit penjelasan kenapa mama ku suka membuat sarapan khas jepang. Mama ku orang jepang dan sedangkan ayah orang australia. Makanya nama ku Hirani Courtney. Hirani pemberian mama dan Courtney pemberian papa.
###
@Sekolah Humanis
            Perut ku mulai berteriak. Aku merasakan lapar. Hmm kemarin ku timbang berat ku “50kg” dan tinggi ku “158cm”. Duhh aku harus diet. Entar istirahat baru makan aja. Perut buncit ku masih berteriak selama pelajaran. Setelah pelajaran pertama dan kedua selesai, aku menghampiri kalisa untuk mengantinya 30.000, dia terlihat sangat senang dan dia memesan minuman itu lagi di online shop dan aku menghampiri henrick di kelas 10A untuk bayar mie kemaren.
            Tapi henrick bersikeras untuk tidak menerimanya. Aku juga merasa tidak enak. Kami berdua akhirnya menjadi pegang pegangan tangan. Aku menahan tangannya dan berusaha membuka tangannya yang di kepal dan henrick berusaha untuk lepas dari genggaman ku. Aku fokus membuka tangannya dan aku merasa henrick terus melihat wajah ku. Dan tiba tiba onna melihat adegan kita berdua.
“hirani?” kaget onna.
            Aku dan henrick langsung melepas tangan. Aku sangat shock melihat wajah onna yang benar benar terlihat shock juga. Benar benar di luar dugaan... henrick langsung menggenggam tangan ku dengan erat layaknya orang pacaran. Pipi ku merona seketika. Aku langsung melihat wajah henrick yang terlihat serius.
“kenapa onna?” henrick dengan nada santai
“lu ber.. du..a...ja....” gagap onna.
“kenapa kalau kita berdua jadian?” tanya henrick yang masih santai
“apaan sih lu rick?!” kesal ku.
“ooo..eeemmm...kalau gitu selamat ya henrick dan hirani” terlihat sedih
            Setelah onna pergi menuruni anak tangga, aku melihat henrick yang terlihat lega. Tapi aku benar benar kesal dengan kelakuannya. Seenaknya langsung memegang tangan orang. Padahal baru kemaren aku mengenalnya.
“maap hirani, gw tidak bermak...” henrick memelas
“PLAK!” aku menamparnya.
“seenak jidat lu ya megang megang tangan orang, gw gak murahan, ngerti?!” bentak ku.
“tapi gw tadi..” terpotong
            Aku langsung beranjak pergi meninggalkan henrick. Aku benar benar kesal dengan nya. Asal megang tangan orang dan lebih parahnya lagi di depan onna. Aku bakal di ejek ejek terus nih sama onna. Ah males bangett.
“brukk!” tabrak ku dengan orang di depan ku.
“ahh maaf maaf aku ti..” terpotong setelah melihat wajah orang di depanku.
“RIO?” kaget ku
“aduhh maaf nabrak lu lagi. Maaf maaf” meminta ampun.
“iya iya gak pa pa kok santai aja” senyum rio
“ah makasih.. kalau gitu gw turun dulu ya. Mau ke kantin makan hehehe. Bye” aku sambil beranjak pergi
Duit ku tinggal 20.000. Pas untuk membeli nasi bento buatan mbak susi. Selama aku makan di kantin, aku merasa ada yang lihatin aku. Cowok di seberang sana. Astaga ternyata rio dan henrick. Mungkin mereka ingin mengajak ku untuk makan bareng hehehe (ge er dikit gak pa pa lah hahaha). Tapi aku masih kesal dengan kelakuan henrick tadi.
Tapi...kok aku lihat lihat, henrick itu familiar mukanya. Sepertinya aku pernah lihat. Terasa tak asing. Ah! Dia dulu yang menolong ku. Dia lah hero ku. Aku sangat yakin. Karena sikapnya sama sekali tidak berubah. Asal megang tangan orang tapi pada saat itu niat nya baik.
###
Aku jadi teringat masa itu. Waktu itu aku kelas 1 sd. Saat itu jam pulang sekolah dan mulai sepi. Aku di suruh joget joget akibat aku tidak membayar mereka 1000 per hari. Mereka terdiri 3 orang cowok dan 2 orang cewek. Mereka adalah geng super  , yang paling populer, gaul dan suka membully.
Aku tidak mau joget. Aku malu sekali di perlakukan seperti itu di jalanan tepatnya di dekat area sekolah. Aku bersikeras tidak mau joget. Aku terus di pukul tangan nya oleh cowok cowok dan di jambak rambut ku oleh cewek cewek. Aku menangis histeris. Tapi tidak ada seorang pun menolong ku.
Tiba lah hero ku datang. Aku tidak mengenalnya. Tapi dia kelihatannya seumuran dengan ku. Dia datang dan memegang tanganku. Lalu aku di tarik kebelakangnya. Aku tetap menangis dan ngumpet di belakang nya. Aku begitu takut dengan bully an itu. Terasa menyakitkan ketika di perlakukan seperti binatang.
Dia memarahi 5 orang itu. Yang paling aku ingat kata katanya adalah
“jadi cowok kok mukul cewek. Kalau bisa, lawan aku saja. Bertarung sesama laki laki” mengajak tonjok tonjok kan.
            Mereka berantem dan untung nya satpam sekolah datang untuk melerai. Hero ku itu terlihat babak belur dan 3 cowok dan 2 cewek itu di bawa ke dalam sekolah. Sedangkan aku terlihat panik karena dia babak belur.
            Saat aku mengkhawatirkan hero ku, mobil mewah berwarna merah berhenti di samping kita berdua. Terlihat wanita cantik sexy menghampiri kita berdua. Dia sangat khawatir dengan hero ku. Sepertinya itu mama nya. Mama nya sempat melihat ke arah ku. Terlihat sinis kepadaku. Aku hanya bisa terdiam dan merunduk. Heroku di bawa masuk ke dalam mobil itu.
            Mobil merah melaju kencang. Aku masih menunggu kehadiran papa ku untuk menjemput. Akhirnya papa ku muncul juga. Aku segera naik di motornya. Selama perjalanan, Aku memikirkan heroku. Bagaimana keadaan nya? Bagaimana lukanya?
            Ah! Aku lupa menanyakan namanya. Aku begitu menyesal tidak menanyakan namanya.



Continue###

By: Devi Stefanny

Makasih telah membaca hasil karya ku. Bila ada kesalahan kata, mohan di maafkan.
Jika kalian ada pendapatan untuk bab selanjutnya, silakan comment di bawah :)

No comments :

Post a Comment