Sebuah cerita pengantar jendela inspirasi dan karya sesungguhnya

May 8, 2016

6 Light Of Life 3

No comments
Bab 3

           Perjalanan yang panjang masih terus kami lakukan untuk menyelamatkan dunia ini.  Setelah perjalanan 2 hari akhirnya kami pun sampai di Sumsum village.
“ichiro, kayaknya kita harus cari penginapan deh. Gak mungkin kan kita bisa temuin cahaya itu dalam waktu singkat.” Kata ku.
“gak juga sih.. tapi yaudah ayo kita cari penginapan dulu, buat jaga jaga aja.” Kata ichiro.

            Kami pun mendapat peginapan dekat hutan, setelah itu kami pun menuju ke hutan dan mulai mencarinya.
“ohh.. iya sebelum kita masuk hutan lebih dalam, buat jaga jaga kita checkpoint dulu di sini. Jadi kalau kita mati kita bisa balik ke tempat ini lagi. Tapi jangan kira kalau Yumaichi bunuh kita pake angel voice kita bisa balik lagi ya, walau udah checkpoint.” Kata muchi.
“iyah.. kita ngerti kok, tapi dimana kita checkpoint.” Tanya ku.
“biasanya untuk kembali ke dunia asli atau exit, checkpoint, liat skill dan lainnya itu di Musynote yang udah ada di setiap orang disini. Tapi aku kurang ngerti cara pakai atau keluarinnya.” Kata muchi.
“musynote?? Unik juga namanya tapi gimana cara liatnya?” Tanya ayuma.
“hm… kayaknya sama kaya di game yang pernah gw mainin deh, paling cuman beda namanya aja.” Kata kitho.
“Musynote..active..” kata kitho sambil menunjukan tangannya ke depan.

            Tiba tiba muncul seberkas cahaya di depan telapak tangannya dan kitho pun menurun kan tangannya. Lalu seberkas cahaya itu berubah jadi screen status dengan layar sentuh dan agak trasparant yang biasa ada di game game.
“wuihhhhh keren bangettt..” kata ku.
“kitho bener luh… yaudah ayuk buruan checkpoint.” Kata iruka.

            Kita pun melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh kitho.
“muchi, gimana kita bisa ketemu cahaya itu, sedangkan ini hutan aja luas banget.” Kata ayuma.
“ohh, iya aku lupa kasih tahu ke  kamu. Kalau cahaya itu pasti ada di tempat yang paling terang.” Kata muchi.
“berarti siapa aja bisa nemuin itu dengan mudah dong.” Kata kitho.
 “enak aja, gak segampang itu tau. Biasanya cahaya itu ada penjaganya dan kalau ada yang mau ngambil itu otomatis kita harus berperang melawan penjaga itu dan gak perlu di tanyain lagi udah pasti penjaganya kuat banget. Gak semua orang bisa menang lawan penjaga itu.” Kata muchi.
“penjaga? Maksudnya semacam monster gitu.” Kata iruka.
“yaaaa... Begitulah.” Kata muchi.
“kira kira kita bisa menang gak ya? Kalau kia menang kita bisa dapet cahaya itu. Tapi kalau kita kalah dan mati, pasti kita balik ke tempat tadi dimana kita checkpoint, kan capek tahu jalannya.” Kata ayuma.
“kita pasti menang gw yakin itu.” Kata ichiro.

            Kita pun mulai mencari cahaya itu kedalam hutan, anehnya semakin kita masuk kedalam hutan keadaannya semakin terang. Akhirnya kita tibalah di sebuah tempat yang terang dan dapat ku lihat seekor monster yang sangat besar.
“wahh… gede banget. Kayaknya monster pohon deh dan sepertinya lagi tidur deh.” Kata kitho pelan.
“astagaa, justru itu kesempatan kita gimana sih.” Kata ayuma pelan
“iruka, lu gak takut kan?” tanya ku.
“hm.. enggak sih, kayaknya gw udah bisa lawan rasa takut itu deh, semenjak gw masuk ke dunia ini.” Katanya sambil tersenyum senang.
“okey, tapi wehh, dimana cahayanya? Katanya ada sama monsternya, wahh.. jangan jangan kamu salah ya muchi, hayoo ngaku.. kamu jangan nipu nipu dong.” Kata ku pelan.
“hah?? Enggak kok aku serius, aku pun juga kurang tahu.” Kata muchi memelas.
“ishh.. chiara mahh waktu lagi denting denting begini malah bercanda.” Kata iruka pelan.
“lagian sihh.. muka kalian serius amat, greget tau liatnya. Udah cahayanya gak tau dimana lagi. Ihhh… bête ahh.” Kata ku dengan keras.

            Tiba tiba monster itu terbangun karena teriakan ku. Setelah  monster itu melihat kami dia langsung melakukan serangan pertama pada kami berupa peluru berduri
“weshhhh… untung gak kena.” Kata ku.
“idihh.. gara gara lu nihh, kita belum bikin strategi lagi.” Kata kitho.
“masih jaman bikin strategi. Ngakunya gamers tapi gini aja strategi.” Ledek ku.
“ dih.. ngajak rebut ya, gw tembak pake pistol aja lu.” Kata kitho.
“udah udah.. lagi kayak gini aja masih sempetnya ribut. Ayukk serang.” Kata ichiro.
“iruka kamu jangan sering menyerang yah karena kamu healer. Gawat ceritanya kalau kamu mati duluan. Kalau kamu mau nyerang dari jarak jauh aja. Kamu tahu kan caranya? “ kata muchi.
“ngerti kok. “ kata iruka muali mengambil posisi.
“yang lain mulai masuk posisi bertahan sama menyerang.” Kata muchi. Dan kami  pun mulai bertarung.
“ku rasa kita pasti menang karena menurut prediksi ku. Skill monster itu hampir sama kayak skill iruka, tapi karena iruka masih pemula makanya skillnya tidak sekuat monster ini.” Kata ku.
“lu tahu dari mana?” tanya ayuma.
“kayaknya gw bisa dapet info musuh dari headphone ini deh. Soalnya pas gw liat monster itu, jadi kayak ada monitor tembus pandang yang nge-scan skill dia jadi terterang gitu HP Max dia sama Attack dia seberaba besar dan.. special skill dia. Ya.. kiranya begitu deh, gak gitu bisa jelasin juga gw. hihi” Kata ku pada semuanya
“iyah, gapapa kita ngerti kok. Yaudah ayuk lanjut.” Kata ichiro.

            Kami pun terus melawannya HP kita sudah di isi 2 kali sama iruka. Monster itu akhirnya menyerang kami dengan Rothwalk (akar pelilit), kami terikat dengan akar itu dan rasanya sangat sakit, sesak dan rasanya ingin mati, untungnya iruka menolong kami dari jeratan itu dengan kekuatannya. Entah gimana ceritanya bila iruka tidak menolong kami, mungkin aku sudah mati karena selain mencekik kami akar itu juga menyerap energy kami. Tapi, kami tetap berusaha hingga sampai kami memutuskan untuk menyerang dengan special skill kita masing masing secara bergantian tanpa henti.

            “Rothwalk leaf posion.” Kata iruka menyerang dengan akar pelilit sekaligus daun beracun untuk menyerap energy monster itu.
“Waterlighting..” kata ichiro menyerang monster itu pusaran air yang kencang.
“Bloodxins..” kata ichiro menyerang dengan peluru racun yang sangat mematikan.
“Explosion Evil..” kata ayuma menyerang dengan sihir peledak yang dasyat.
“OM Lighter..” kata ku menyerang dengan pedang ku yang sangat kuat.

             Kami sudah sangat lelah dan akhirnya monster itu tumbang. Kami kira sudah mati namun ternyata headphone ku mendeteksi kalau dia menggunakan refill HP sendiri sehingga HP nya menambah begitu banyak sedangkan kami sudah kelelahan.
“astaga… gimana ini.” Panik ayuma.
“iruka, lu masih sanggup refill HP kita gak?” kata ichiro.
“gak bisa lagi, soalnya gw ada batas juga dan gak bisa banyak karena gw masih pemula.” Kata iruka.
“sebenarnya ini salah ku karena kalian baru level 5 itu pun karena lawan monster kecil di perjalanan, makanya ini berat banget buat lawan monster ini, bahkan yang sudah level 50 saja belum tentu menang.” Kata muchi.
“jadi gimana nih.” Panik kitho.
“huft… gw udah putusin gw bakal gunain angelic voice gw. Gak ada pilihan lain, gw gak mau kita mati dan ngulang lagi dari tempat kita terakhir checkpoint.” Kata ku.
“tapi….” Kata muchi yang belum selesai lalu ku potong.
“tidak jangan halangi aku, mana mungkin aku akan menyia- nyiakan waktu pertarungan ini.” Kata ku.
“tapi apa kita bisa mati kalau terkena gelombang suara dari angelic voice.” Kata ichiro.
“enggak, tenang aja. Gelombang suara Angelic voice itu bakal di tuju sesuai dengan yang gw mau.” Kata ku.
“okey.. gw serahin semua sama lu.” Kata ichiro.
“Angelic voice nobi shoute OAV jutsud.” kata ku dengan mata tertutup seperti sebuah mantera pembuka dan saat selesai membacanya aku kembali membuka mate dengan pandangan yang tajam menuju sasaran, tiba tiba muncul 6 cahaya yang berbeda dari mataku.

“Angel… angel.. I call you from my heart.
kill everything in front of my eyes
there is no forgiveness
I destroy all, so that the remaining light
Angel… angel.. I call you from my heart….” Kata kuberulang ulang itu adalah mantera untuk mengeluarkan skill andalanku, angelic voice.

            Dapat ku rasakan adanya suara kecil yang keluar dari Headphone musically ku. Aku pun mengikuti apa yang ku dengar dan kata kata ku menjadi nyaring sekali atau bisa dibilang memiliki radiasi yang sangat kuat, dan memiliki kekuatan yang dasyat. bahkan batu besar di sebelah kaki monster itu saja hingga hancur berubah menjadi cahaya dan menghilang, begitu pula dengan pohon di sekitarnya dan monster itu terlihat tak kuat mendengarkan suara ku, ia menahan rasa sakit sampai berlutut dan jatuh . Gak heran kalau tokoh fantasy bisa mati kalau terkena itu. Tiba tiba setelah selesai melakukan serangan terakhir, monster itu pun mati dan berubah menjadi cahaya dan tiba tiba mucul cahaya hijau.

“itu cahaya hijaunya, elemen life.” Teriak muchi.
“yeayyyy kita berhasil..” kata ayuma.
“ayuk, kita rayakan kemenangan ini.” Ajak kitho.
"chiara, lu kenapa? kok pucet?" tanya iruka.
"hah?? gak apa apa kok." jawab ku agak lemas.



#CONTINUE...


  Mohon maaf bila ada kata kata atau penulisan yang salah. makasih ya sudah menunggu sampai bab selanjutnya ^-^ . thank you readers ^-^

 gambar sumber dari google



No comments :

Post a Comment