Perjalanan yang panjang masih terus kami lakukan untuk menyelamatkan dunia ini. Setelah perjalanan 2 hari akhirnya kami pun sampai di Sumsum village.
“ichiro, kayaknya kita
harus cari penginapan deh. Gak mungkin kan kita bisa temuin cahaya itu dalam
waktu singkat.” Kata ku.
“gak juga sih.. tapi yaudah ayo
kita cari penginapan dulu, buat jaga jaga aja.” Kata ichiro.
Kami pun mendapat peginapan dekat hutan, setelah itu kami
pun menuju ke hutan dan mulai mencarinya.
“ohh.. iya sebelum kita masuk hutan lebih dalam, buat
jaga jaga kita checkpoint dulu di sini. Jadi kalau kita mati kita bisa balik ke
tempat ini lagi. Tapi jangan kira kalau Yumaichi bunuh kita pake angel voice
kita bisa balik lagi ya, walau udah checkpoint.” Kata muchi.
“iyah.. kita ngerti kok,
tapi dimana kita checkpoint.” Tanya ku.
“biasanya untuk kembali ke
dunia asli atau exit, checkpoint, liat skill dan lainnya itu di Musynote yang udah ada di
setiap orang disini. Tapi aku kurang ngerti cara pakai atau keluarinnya.” Kata
muchi.
“musynote?? Unik juga
namanya tapi gimana cara liatnya?” Tanya ayuma.
“hm… kayaknya sama kaya di
game yang pernah gw mainin deh, paling cuman beda namanya aja.” Kata kitho.
“Musynote..active..” kata
kitho sambil menunjukan tangannya ke depan.
Tiba tiba muncul seberkas cahaya di depan telapak
tangannya dan kitho pun menurun kan tangannya. Lalu seberkas cahaya itu berubah
jadi screen status dengan layar sentuh dan agak trasparant yang biasa ada di
game game.
“wuihhhhh keren
bangettt..” kata ku.
“kitho bener luh… yaudah
ayuk buruan checkpoint.” Kata iruka.
Kita pun melakukan hal yang sama seperti apa yang
dilakukan oleh kitho.
“muchi, gimana kita bisa
ketemu cahaya itu, sedangkan ini hutan aja luas banget.” Kata ayuma.
“ohh, iya aku lupa kasih
tahu ke kamu. Kalau cahaya itu pasti ada
di tempat yang paling terang.” Kata muchi.
“berarti siapa aja bisa
nemuin itu dengan mudah dong.” Kata kitho.
“enak aja, gak segampang itu tau. Biasanya
cahaya itu ada penjaganya dan kalau ada yang mau ngambil itu otomatis kita
harus berperang melawan penjaga itu dan gak perlu di tanyain lagi udah pasti
penjaganya kuat banget. Gak semua orang bisa menang lawan penjaga itu.” Kata
muchi.
“penjaga? Maksudnya
semacam monster gitu.” Kata iruka.
“yaaaa... Begitulah.” Kata
muchi.
“kira kira kita bisa
menang gak ya? Kalau kia menang kita bisa dapet cahaya itu. Tapi kalau kita
kalah dan mati, pasti kita balik ke tempat tadi dimana kita checkpoint, kan capek tahu jalannya.” Kata
ayuma.
“kita pasti menang gw
yakin itu.” Kata ichiro.
Kita pun mulai mencari cahaya itu kedalam hutan, anehnya
semakin kita masuk kedalam hutan keadaannya semakin terang. Akhirnya kita tibalah
di sebuah tempat yang terang dan dapat ku lihat seekor monster yang sangat
besar.
“astagaa, justru itu
kesempatan kita gimana sih.” Kata ayuma pelan
“iruka, lu gak takut kan?”
tanya ku.
“hm.. enggak sih, kayaknya
gw udah bisa lawan rasa takut itu deh, semenjak gw masuk ke dunia ini.” Katanya
sambil tersenyum senang.
“okey, tapi wehh, dimana
cahayanya? Katanya ada sama monsternya, wahh.. jangan jangan kamu salah ya muchi,
hayoo ngaku.. kamu jangan nipu nipu dong.” Kata ku pelan.
“hah?? Enggak kok aku
serius, aku pun juga kurang tahu.” Kata muchi memelas.
“ishh.. chiara mahh waktu
lagi denting denting begini malah bercanda.” Kata iruka pelan.
“lagian sihh.. muka kalian
serius amat, greget tau liatnya. Udah cahayanya gak tau dimana lagi. Ihhh… bête
ahh.” Kata ku dengan keras.
Tiba tiba monster itu terbangun karena teriakan ku.
Setelah monster itu melihat kami dia
langsung melakukan serangan pertama pada kami berupa peluru berduri
“weshhhh… untung gak
kena.” Kata ku.
“idihh.. gara gara lu
nihh, kita belum bikin strategi lagi.” Kata kitho.
“masih jaman bikin
strategi. Ngakunya gamers tapi gini aja strategi.” Ledek ku.
“ dih.. ngajak rebut ya,
gw tembak pake pistol aja lu.” Kata kitho.
“udah udah.. lagi kayak
gini aja masih sempetnya ribut. Ayukk serang.” Kata ichiro.
“iruka kamu jangan sering
menyerang yah karena kamu healer. Gawat ceritanya kalau kamu mati duluan. Kalau
kamu mau nyerang dari jarak jauh aja. Kamu tahu kan caranya? “ kata muchi.
“ngerti kok. “ kata iruka
muali mengambil posisi.
“yang lain mulai masuk
posisi bertahan sama menyerang.” Kata muchi. Dan kami pun mulai bertarung.
“ku rasa kita pasti menang
karena menurut prediksi ku. Skill monster itu hampir sama kayak skill iruka,
tapi karena iruka masih pemula makanya skillnya tidak sekuat monster ini.” Kata
ku.
“lu tahu dari mana?” tanya
ayuma.
“kayaknya gw bisa dapet
info musuh dari headphone ini deh. Soalnya pas gw liat monster itu, jadi kayak
ada monitor tembus pandang yang nge-scan skill dia jadi terterang gitu HP Max
dia sama Attack dia seberaba besar dan.. special skill dia. Ya.. kiranya begitu
deh, gak gitu bisa jelasin juga gw. hihi” Kata ku pada semuanya
“iyah, gapapa kita ngerti
kok. Yaudah ayuk lanjut.” Kata ichiro.
Kami pun terus melawannya HP kita sudah di isi 2 kali
sama iruka. Monster itu akhirnya menyerang kami dengan Rothwalk (akar pelilit), kami terikat dengan akar itu dan rasanya sangat
sakit, sesak dan rasanya ingin mati, untungnya iruka menolong kami dari jeratan
itu dengan kekuatannya. Entah gimana ceritanya bila iruka tidak menolong kami,
mungkin aku sudah mati karena selain mencekik kami akar itu juga menyerap
energy kami. Tapi, kami tetap berusaha hingga sampai kami memutuskan untuk
menyerang dengan special skill kita masing masing secara bergantian tanpa
henti.
“Rothwalk leaf posion.”
Kata iruka menyerang dengan akar pelilit sekaligus daun beracun untuk menyerap
energy monster itu.
“Waterlighting..” kata
ichiro menyerang monster itu pusaran air yang kencang.
“Bloodxins..” kata ichiro
menyerang dengan peluru racun yang sangat mematikan.
“Explosion Evil..” kata
ayuma menyerang dengan sihir peledak yang dasyat.
“OM Lighter..” kata ku
menyerang dengan pedang ku yang sangat kuat.
Kami sudah sangat
lelah dan akhirnya monster itu tumbang. Kami kira sudah mati namun ternyata
headphone ku mendeteksi kalau dia menggunakan refill HP sendiri sehingga HP nya
menambah begitu banyak sedangkan kami sudah kelelahan.
“astaga… gimana ini.” Panik
ayuma.
“iruka, lu masih sanggup
refill HP kita gak?” kata ichiro.
“gak bisa lagi, soalnya gw
ada batas juga dan gak bisa banyak karena gw masih pemula.” Kata iruka.
“sebenarnya ini salah ku
karena kalian baru level 5 itu pun karena lawan monster kecil di perjalanan,
makanya ini berat banget buat lawan monster ini, bahkan yang sudah level 50 saja belum tentu menang.” Kata muchi.
“jadi gimana nih.” Panik
kitho.
“huft… gw udah putusin gw
bakal gunain angelic voice gw. Gak ada pilihan lain, gw gak mau kita mati dan
ngulang lagi dari tempat kita terakhir checkpoint.” Kata ku.
“tapi….” Kata muchi yang
belum selesai lalu ku potong.
“tidak jangan halangi aku,
mana mungkin aku akan menyia- nyiakan waktu pertarungan ini.” Kata ku.
“tapi apa kita bisa mati
kalau terkena gelombang suara dari angelic voice.” Kata ichiro.
“enggak, tenang aja.
Gelombang suara Angelic voice itu bakal di tuju sesuai dengan yang gw mau.”
Kata ku.
“okey.. gw serahin semua
sama lu.” Kata ichiro.
“Angelic voice nobi shoute
OAV jutsud.” kata ku dengan mata tertutup seperti sebuah mantera pembuka dan
saat selesai membacanya aku kembali membuka mate dengan pandangan yang tajam
menuju sasaran, tiba tiba muncul 6 cahaya yang berbeda dari mataku.
“Angel…
angel.. I call you from my heart.
kill everything in front of my eyes
there is no forgiveness
I destroy all, so that the remaining light
Angel… angel.. I call you from my heart….” Kata kuberulang ulang itu adalah mantera untuk
mengeluarkan skill andalanku, angelic voice.
Dapat ku rasakan adanya suara kecil yang keluar dari Headphone
musically ku. Aku pun mengikuti apa yang ku dengar dan kata kata ku menjadi
nyaring sekali atau bisa dibilang memiliki radiasi yang sangat kuat, dan
memiliki kekuatan yang dasyat. bahkan batu besar di sebelah kaki monster itu
saja hingga hancur berubah menjadi cahaya dan menghilang, begitu pula dengan
pohon di sekitarnya dan monster itu terlihat tak kuat mendengarkan suara ku, ia
menahan rasa sakit sampai berlutut dan jatuh . Gak heran kalau tokoh fantasy
bisa mati kalau terkena itu. Tiba tiba setelah selesai melakukan serangan terakhir,
monster itu pun mati dan berubah menjadi cahaya dan tiba tiba mucul cahaya
hijau.
“itu cahaya hijaunya,
elemen life.” Teriak muchi.
“yeayyyy kita berhasil..”
kata ayuma.
“ayuk, kita rayakan
kemenangan ini.” Ajak kitho.
"chiara, lu kenapa? kok pucet?" tanya iruka.
"hah?? gak apa apa kok." jawab ku agak lemas.
#CONTINUE...
Mohon
maaf bila ada kata kata atau penulisan yang salah. makasih ya sudah menunggu sampai bab selanjutnya ^-^ . thank you readers ^-^
gambar sumber dari google

No comments :
Post a Comment