Perjalanan pun kami lanjutkan untuk menuju crystalic village. Semua bahaya kami hadapi bersama dan hal yang membuat ku bangga, sekarang pelan pelan iruka sudah tidak takut hal yang sepele lagi, bahkan sekarang dia sudah dapat berfikir dan berperilaku lebih dewasa.
“wah, seru juga yah di
dunia ini. Jadi gak kepengen pulang ke rumah.” Kata kitho.
“haha.. gak gitu juga
kali, nanti di pecat jadi anak luh.” Kata ku.
“tuh.. dengerin kata cewek
lu.haha..” kata ayuma.
“idih.. ogah gw punya cewe
kayak dia, telinga gw bisa budek kali. Bawelnya tuh udah overdosis.” Kata kitho
agak nyolot.
“ih.. mang siapa juga yang
mau sama lu, gak level..” balas ku lebih nyolot.
“eh…lu..” kata kitho
bingung.
“kenapa kehabisan kata
kata? Huh? Tuh kan baru aja mulai, masa udah kehabisan kata kata. Gak
imajinatif lu.” Kata ku agak meledek
“haha.. udah ah, berantem
mulu. Gak bosen apa kali ya?” kata iruka.
“udah kitho, ikhlasin aja
kalah, udah haha. Di sini mana ada yang bisa menang ngadu mulut ama chiara.
Haha” kata ichiro.
“hey.. gimana trainingnya.
Berapa level kalian sekarang?” tanya muchi yang datang dari arah yang berbeda.
“aku udah 16.” Kata kitho.
“aku 17.” Kata ichiro.
“aku 17 juga.” Kata ayuma.
“aku 18.” Kata iruka.
“aku 19 hehe.” Kata ku.
Lalu semua tercengah kepada ku.
“wahh.. kok bisa beda beda
ya? Kalian main team kan?” kata muchi.
“iyah kok. Tapi aku bilang
gak jadi masalaha lah.. yang penting kita naik level.” Kata iruka.
“iyah sih.. okelah ayuk
kita lanjut ke cyristalic village, tinggal jalan ya kira kira 2 KM lagi nyampe
kok.” Kata muchi.
“hah 2 lagi?? Yaudah deh
ayuk. Udah dehidrasi nih..” kata ku lemas.
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami. Sesampai di
sana aku melihat sungai yang begitu jernih dan aku langsung melahap air sungai
itu karena tenggorokan ku sudah dilanda kekeringan. Lalu kami pun melanjutkan
perjalanan ke cahaya itu lagi.
“okey. ini gerbang buat
masuk lawan monster sebelumnya, kayak biasa kita checkpoint dulu.” Kata muchi.
Kami
pun segera checkpoint lalu masuk ke dalam gerbang itu dan membangunkan monster
itu, monster kali ini adalah putri raksasa yang membawa biola.
“cantik banget.. seksi
lagi..” puji kitho.
“heh. Cowo mata mesum.
Buruan masuk posisi malah ngiler dia.” Kata ku
“jangan panggil gw mata mesum.
Dasar mulut bebek” Kata kitho
“heh, enak aja lu ngatain
gw mulut bebek. Bodo gak peduli. Buruan sini.” Panggil ku dan kali ini dia
nurut, tumben.
Kami pun menyerang, menyerang dan bertahan. Cara kami
melawan musuh masih sama namun kali ini aku tidak menggunakan angelic voice
karena dari awal sudah di larang oleh muchi. Lagi pula aku juga takut, karena
kata muchi kalau aku sering menggunakannya dan memaksa diri ku untuk bisa
menggunakannya perlahan lahan jiwa ku dapat terbunuh, hancur menjadi cahaya
karena tidak kuat untuk mengeluarkan energy sebesar itu.
“OM-Figthing Thunder..”
serangan terakhir dari ku yang telah membunuhnya.
“yeay.. kita berhasil. Ini
cahaya kedua.” Kata muchi.
“heh.. heh… heh..” desah
nafas ku. Seketika aku pun langsung jatuh ketanah.
“ra.. bangun.. lu kenapa?”
tanya ayuma, Sambil meletakkan ku di pangkuannya.
“air…. tenggorokan gw…eh..”
kata ku lemas.
“aduhh gimana nih.. gak
ada air di sekitar sini.. iruka gimana kondisi dia.” Kata ayuma.
“menurut prediksi gw. ini..
ini gawat. Kita harus cari air seger di sekitar sini. Serangan terakhir dia
emang ngebunuh lawan, tapi kayaknya di saat terakhir dia juga kena posion dari
lawan. Kalau dia mati, dia gak akan dapet skill apa apa dan bakal ulang dari
awal karena dia belum sama sekali checkpoint.” Kata iruka.
“lu gak bisa keluarin
racunnya?” tanya kitho dengan nada cemas.
“gak bisa, gw belum
belajar skill itu.” Kata iruka.
“sakit… eh..” kata ku
lemas.
“aduhh.. gimana nih. Kok
bisa begini sih.” Cemas ichiro. Tiba tiba kitho tampak cemas dan langsung lari
pergi menjauh dari tempat itu.
“kitho…” panggil ichiro.
“aduh.. dia kemana lagi.
Liat tuh, tangannya chiara udah mulai membiru dan badan dia panas banget.”
Cemas ayuma.
Tak lama kemudian tiba tiba kitho datang membawa air
entah dari mana, saat datang dia sangat tampak kelelahan. Dia pun langsung
menyodorkan air pada ayuma.
“kitho???” cengah ayuma
melihat reaksi kitho. Tanpa basa basi lagi, ayuma langsung menuangkan air ke
dalam mulut ku.
“eh…. Heh…” nafas ku yang
mulai normal.
“dah mendingan, liat
biru-biru nya udah hilang. Lu dah gak apa apa kan chiara?” tanya ayuma.
“gak apa apa kok, makasih
ya.” Kata ku lemas.
“tapi dia masih butuh
istirahat.” Kata iruka.
“yaudah, kita bawa dia ke
penginapan sekitar sini aja deh.” Kata muchi.
“yaudah, sini biar gw aja
yang gendong dia.” Kata kitho.
“Acieeee.. modusnya
bisaan.” Kata ichiro.
“apaan sih?! Udah lagi
begini masih bisanya bercanda. Mang gak ada waktu lain?!” kesal kitho.
Aku, kitho, muchi dan iruka pun jalan di depan. Entahlah,
aku merasa sangat hangat saat memeluknya. Tapi, dia baik banget sama aku.
Tumben, ada apa ya?
“ichiro, gw ngerasa kitho
suka sama chiara deh.” Tebak ayuma.
“ah.. masa sih, lu kayak
gak tau aja cara modus dia gimana. Lagi pula mereka kan sering berantem.” Kata
ichiro.
“ihh.. lu aja yang gak
peka, dah ah.. capek ngomong sama lu.” Kata ayuma.
******
“tahan ya, bentar lagi
kita sampe kok.” Kata kitho. Dapat ku lihat senyum yang ada di wajah nya.
“makasih ya.. maaf udah
repotin.” Kata ku lemas.
“gak apa apa kok. Lain
kali hati hati ya.” Kata nya.
“iyah, em.. lu khawatir
ya?” tanya ku.
“e.. em.. soal itu… e..
iyah..” jawabnya agak malu.
“memangnya kenapa?”
tanyanya lagi.
“gak apa apa kok.” Jawab
ku.
Kemudian
aku pun tertidur saat perjalanan menuju penginapan.
#CONTINUE…
Mohon
maaf bila ada kata kata atau penulisan yang salah. makasih ya sudah menunggu sampai bab selanjutnya ^-^ . thank you readers ^-^

No comments :
Post a Comment