Sebuah cerita pengantar jendela inspirasi dan karya sesungguhnya

May 19, 2016

6 Light Of Life 5

No comments
Bab 5
     Perjalanan pun kami lanjutkan untuk menuju crystalic village. Semua bahaya kami hadapi bersama dan hal yang membuat ku bangga, sekarang pelan pelan iruka sudah tidak takut hal yang sepele lagi, bahkan sekarang dia sudah dapat berfikir dan berperilaku lebih dewasa.

“wah, seru juga yah di dunia ini. Jadi gak kepengen pulang ke rumah.” Kata kitho.
“haha.. gak gitu juga kali, nanti di pecat jadi anak luh.” Kata ku.
“tuh.. dengerin kata cewek lu.haha..” kata ayuma.
“idih.. ogah gw punya cewe kayak dia, telinga gw bisa budek kali. Bawelnya tuh udah overdosis.” Kata kitho agak nyolot.
“ih.. mang siapa juga yang mau sama lu, gak level..” balas ku lebih nyolot.
“eh…lu..” kata kitho bingung.
“kenapa kehabisan kata kata? Huh? Tuh kan baru aja mulai, masa udah kehabisan kata kata. Gak imajinatif lu.” Kata ku agak meledek

        “haha.. udah ah, berantem mulu. Gak bosen apa kali ya?” kata iruka.
“udah kitho, ikhlasin aja kalah, udah haha. Di sini mana ada yang bisa menang ngadu mulut ama chiara. Haha” kata ichiro.
“hey.. gimana trainingnya. Berapa level kalian sekarang?” tanya muchi yang datang dari arah yang berbeda.
“aku udah 16.” Kata kitho.
“aku 17.” Kata ichiro.
“aku 17 juga.” Kata ayuma.
“aku 18.” Kata iruka.
“aku 19 hehe.” Kata ku. Lalu semua tercengah kepada ku.
“wahh.. kok bisa beda beda ya? Kalian main team kan?” kata muchi.
“iyah kok. Tapi aku bilang gak jadi masalaha lah.. yang penting kita naik level.” Kata iruka.
“iyah sih.. okelah ayuk kita lanjut ke cyristalic village, tinggal jalan ya kira kira 2 KM lagi nyampe kok.” Kata muchi.
“hah 2 lagi?? Yaudah deh ayuk. Udah dehidrasi nih..” kata ku lemas.

            Akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami. Sesampai di sana aku melihat sungai yang begitu jernih dan aku langsung melahap air sungai itu karena tenggorokan ku sudah dilanda kekeringan. Lalu kami pun melanjutkan perjalanan ke cahaya itu lagi.
“okey. ini gerbang buat masuk lawan monster sebelumnya, kayak biasa kita checkpoint dulu.” Kata muchi.

Kami pun segera checkpoint lalu masuk ke dalam gerbang itu dan membangunkan monster itu, monster kali ini adalah putri raksasa yang membawa biola.
“cantik banget.. seksi lagi..” puji kitho.
“heh. Cowo mata mesum. Buruan masuk posisi malah ngiler dia.” Kata ku
“jangan panggil gw mata mesum. Dasar mulut bebek” Kata kitho
“heh, enak aja lu ngatain gw mulut bebek. Bodo gak peduli. Buruan sini.” Panggil ku dan kali ini dia nurut, tumben.

            Kami pun menyerang, menyerang dan bertahan. Cara kami melawan musuh masih sama namun kali ini aku tidak menggunakan angelic voice karena dari awal sudah di larang oleh muchi. Lagi pula aku juga takut, karena kata muchi kalau aku sering menggunakannya dan memaksa diri ku untuk bisa menggunakannya perlahan lahan jiwa ku dapat terbunuh, hancur menjadi cahaya karena tidak kuat untuk mengeluarkan energy sebesar itu.
“OM-Figthing Thunder..” serangan terakhir dari ku yang telah membunuhnya.
“yeay.. kita berhasil. Ini cahaya kedua.” Kata muchi.
“heh.. heh… heh..” desah nafas ku. Seketika aku pun langsung jatuh ketanah.
“ra.. bangun.. lu kenapa?” tanya ayuma, Sambil meletakkan ku di pangkuannya.
“air…. tenggorokan gw…eh..” kata ku lemas.
“aduhh gimana nih.. gak ada air di sekitar sini.. iruka gimana kondisi dia.” Kata ayuma.
“menurut prediksi gw. ini.. ini gawat. Kita harus cari air seger di sekitar sini. Serangan terakhir dia emang ngebunuh lawan, tapi kayaknya di saat terakhir dia juga kena posion dari lawan. Kalau dia mati, dia gak akan dapet skill apa apa dan bakal ulang dari awal karena dia belum sama sekali checkpoint.” Kata iruka.

“lu gak bisa keluarin racunnya?” tanya kitho dengan nada cemas.
“gak bisa, gw belum belajar skill itu.” Kata iruka.
“sakit… eh..” kata ku lemas.
“aduhh.. gimana nih. Kok bisa begini sih.” Cemas ichiro. Tiba tiba kitho tampak cemas dan langsung lari pergi menjauh dari tempat itu.
“kitho…” panggil ichiro.
“aduh.. dia kemana lagi. Liat tuh, tangannya chiara udah mulai membiru dan badan dia panas banget.” Cemas ayuma.

            Tak lama kemudian tiba tiba kitho datang membawa air entah dari mana, saat datang dia sangat tampak kelelahan. Dia pun langsung menyodorkan air pada ayuma.
“kitho???” cengah ayuma melihat reaksi kitho. Tanpa basa basi lagi, ayuma langsung menuangkan air ke dalam mulut ku.
“eh…. Heh…” nafas ku yang mulai normal.
“dah mendingan, liat biru-biru nya udah hilang. Lu dah gak apa apa kan chiara?” tanya ayuma.
“gak apa apa kok, makasih ya.” Kata ku lemas.
“tapi dia masih butuh istirahat.” Kata iruka.
“yaudah, kita bawa dia ke penginapan sekitar sini aja deh.” Kata muchi.
“yaudah, sini biar gw aja yang gendong dia.” Kata kitho.
“Acieeee.. modusnya bisaan.” Kata ichiro.
“apaan sih?! Udah lagi begini masih bisanya bercanda. Mang gak ada waktu lain?!” kesal kitho.

            Aku, kitho, muchi dan iruka pun jalan di depan. Entahlah, aku merasa sangat hangat saat memeluknya. Tapi, dia baik banget sama aku. Tumben, ada apa ya?
“ichiro, gw ngerasa kitho suka sama chiara deh.” Tebak ayuma.
“ah.. masa sih, lu kayak gak tau aja cara modus dia gimana. Lagi pula mereka kan sering berantem.” Kata ichiro.
“ihh.. lu aja yang gak peka, dah ah.. capek ngomong sama lu.” Kata ayuma.


******

“tahan ya, bentar lagi kita sampe kok.” Kata kitho. Dapat ku lihat senyum yang ada di wajah nya.
“makasih ya.. maaf udah repotin.” Kata ku lemas.
“gak apa apa kok. Lain kali hati hati ya.” Kata nya.
“iyah, em.. lu khawatir ya?” tanya ku.
“e.. em.. soal itu… e.. iyah..” jawabnya agak malu.
“memangnya kenapa?” tanyanya lagi.
“gak apa apa kok.” Jawab ku.
Kemudian aku pun tertidur saat perjalanan menuju penginapan.



#CONTINUE…

   Mohon maaf bila ada kata kata atau penulisan yang salah. makasih ya sudah menunggu sampai bab selanjutnya ^-^ . thank you readers ^-^

gambar sumber dari google

No comments :

Post a Comment