Anglofer story
Nama ku olivia izanami, aku duduk di bangku
SMA 2, banyak teman perempuan yang iri pada ku karena aku memiliki kulit putih
mulus dan cantik. Banyak laki laki dari banyak angkatan telah menyatakan
perasaan mereka pada ku, namun aku menolaknya dengan dingin. Tapi, banyak dari
mereka tetap terus mengejar-ngejar ku. Mama ku berasal dari jepang dan papa ku
dari Brazil, oleh karena itu namaku Olivia izanami. kami tinggal di Indonesia.
Mungkin ini kedengaran aneh, tapi itulah yang ku jalani. Kisah ku pun berawal
dari sini…..
“hai,
cantik mau kekelas ya?” tanya tony cowo paling popular di angkatan ini.
Aku mengacuhkannya dan terus jalan ke arah
kelas bersama teman ku, friska. Aku tidak memiliki sahabat di sekolah ini,
karena tidak ada yang ku percaya dari mereka. Bahkan kebanyakan mereka benci
pada ku karena mereka menganggap aku selalu tebar pesona, padahal aku cuek sama
tingkah konyol para lelaki.
“oliv,
lu enak ya.. selalu di kejer cowo, gw jomblo terus.” Kata friska, sesampai di
kelas.
“apa
enaknya biasa aja. Malah gara gara semua cowo tengil ini banyak masalah.
Kemarin aja gw baru di tuduh clarine kakak kelas kita itu, kalau gw ngerebut
pacar dia.. padahal cowonya aja yang kegenitan.. hufttt.” Kata ku.
“iyahh
sihh.. tapi ya lu udah termaksud enak tau, itu si tony kenapa gak lu terima aja
sih. Dia cowo paling popular tau, kece
lagi, malah lu sia-siain.” Gerutu friska.
“gw
udah punya yang lain friska…” kata ku.
“alahhhh…
emang seganteng apa sih..” kata friska.
Aku tidak menanggapi perkataan friska lagi,
hal ini membuat dia terus nyerocos.
“ih..
di kasih tau malah cuek gitu aja. Kebiasaan nih, keras kepala.” Katanya sambil
nge-dorong kepala ku dengan jari telunjuknya.
“BISA
DIEM GAK! KIRAIN ENAK APA DI GITUIN! KALO GW BILANG GAK, YA ENGGAK !! ” emosi
ku.
“sorry
sorry kan gw cuman bercanda. Hufttt.. gampang emosi nih..” kata friska.
Bentakkan ku membuat ku menjadi pusat
perhatian, tiba tiba saja Boy si anak playboy itu datang mengundang amarah ku.
Ini yang membuat ku kesal, dia tidak tahu akan kondisi dan bukan mendinginkan
kepala ku malah menambah emosi ku.
“astaga
oliv, udah jangan marah marah. Kasian tahu si friska udah ketakutan begitu.
Kamu tahu gak kalau kamu marah marah itu tambah cakep plus sexy. Ohh, ya dan
itu bikin aku jadi pengen ngajakin kamu tidur..” kata Boy yang belum sempat
selesai dan dia langsung menjerit.
“arghhhhh….”
Teriaknya sambil memegang matanya.
Satu kelas cengah melihat reaksi ku. Ya,
aku melempar garpu makan ku ke arah mata Boy tepat sebelum dia menyelesaikan
kata katanya dan BOOM, kena sasaran. Ketua kelas ku ingin melaporkannya kepada
guru tapi friska menghalanginya.
“tidur
apa boy.. kenapa? Gak sanggup berkata kata lagi? Sakit?? Aduhh.. kacian banget
sihh.. lu masih beruntung ya gw lemparin garpu bukan pisau dan untungnya gak
nancep.” Kata ku padanya.
“ada
yang mau bilang guru? Silahkan gw gak bakal larang.. kerena gw gak pernah takut
! kenapa kalian kaget ya? Memang ini Olivia yang kalian belum tahu, mungkin
kalian cuman tahu gw itu pemarah dan agak sensitive. Tapi, kalau perbuatan tadi
itu sama aja lu mengundang amarah gw. Ngerti ?” kata ku dengan nada agak sinis.
Tak ada yang berani melawan ku. Mereka pun
mulai kembali bersikap normal seperti biasa, mereka mengerti kalau mereka
berbuat usil yang berlebihan dapat mengundang amarah ku. Mereka menyebutnya
“Anglofer”. Aku tidak tahu maknanya, tapi ada yang bilang "fer" itu dari lucifer dan "Anglo" dari angle. bila di gabungkan bermakna terlihat bagai malaikat tapi diri yang paling dalam terdapat roh iblis. aku tak mau peduli. Aku sihh, enjoy aja.
Hari
pun berganti dan hari hari yang telah ku lalui membuat hati ku lelah dan haus
akan darah. Ingin rasanya aku melihat darah yang mengalir, entahlah setelah insiden
terbunuhnya Vilisovia anjing kesayangan ku yang di tabrak mobil 1 tahun yang
lalu. Saat itu aku memeluk anjing ku dengan erat, darahnya tumpah di baju ku,
saat itu aku benar benar merasa kehilangan dan saat itu pula aku mulai bisa merasakan manisnya, harumnya darah dan membuat ku haus akan darah. Entahlah pada saat hati ku kacau, sakit dan lelah terkadang aku
merasakan hal itu, mungkin terdengar aneh tapi memang itulah yang terjadi.
Papa dan mama sekarang lebih memerhatikan
kak Felice. Dan pacar ku mulai cuek dengan ku, entah apa salah ku padanya dia
tidak seperhatian yang dulu, vixion namanya.
18.00
WIB “hai, vix. Besok weekend jalan yuk.” Chat ku.
18.30
WIB “Kamu lagi apa sih?” chat ku.
19.10
WIB “ini udah jam makan loh.. kamu lagi dimana sih? Udah makan belom?” chat ku.
19.35
WIB “vixion. Kamu dimana sih?? aku khawatir. :( ”
chat ku.
Aku terus mengecek HP dan mengira chat
dari vixion dan ternyata hanya line getrich. Aku benar benar khawatir padanya.
Hal ini sudah mulai sering terjadi dari 1 minggu yang lalu.
20.15
WIB “hai, maaf ya. Aku udah makan kok.” Chat vixion.
“ Akhirnya dia membalasnya “ pikir ku lega.
20.16
WIB “kamu kemana aja sih? Aku khawatir tau..” chat ku.
20.18
WIB “maaf aku tadi habis jalan bareng temen aku hehe..” chatnya
20.18
WIB “hmm… udah dulu ya aku cape nih mau bobo dulu. byee..” chatnya.
Hal ini mebuat hati ku hancur, dia tak
menanyakan kabar ku bahkan tidak menanyakan apa aku sudah makan apa belum. Aku
mulai curiga bahwa dia selingkuh dan aku akan memastikannya dengan
membuntutinya besok.
Malam itu benar benar mimpi buruk bagi
ku. Lalu sekarang adalah waktu dimana aku akan mencari tahu apa yang telah
terjadi seminggu ini. Sepulang sekolah aku ke sekolah vixion dan membuntutinya.
Dia jalan ke sebuah taman di tepi danau dan duduk di sana sepertinya dia
menunggu seseorang. Tak lama datang lah seorang perempuan. Dari kejauhan aku
seperti mengenalinya dan setelah itu aku benar benar terkejut, ternyata dia
adalah kakak ku, Felice. Aku mencoba untuk positive thinking terlebih dahulu
tapi setelah itu mereka tampak tidak seperti pertemuan biasa.
Mereka bertemu dan vixion mengkecup
bibir felice. Dia mengandeng tangannya dan pergi ke suatu tempat dekat sana.
Ternyata mereka ke Lovely Steak cafe, tempat biasa aku dan vixion bertemu. Itu
adalah tempat special, khususnya untuk pasangan. Mereka bercanda dan tampak
sangat bahagia. Dan aku memutuskan untuk lebih dekat agar dapat mendengar
pembicaraan mereka.
“kamu
hari ini cantik ya..” kata vixion.
“hahaa
bisa aja kamu.. Oh ya, katanya kamu hari ini mau ngomong sesuatu ada apa.” Kata
felice.
“begini,
aku mau jujur sama kamu kalau aku sayang sama kamu. Setelah seminggu ini aku
sadar kamu yang terbaik buat aku.” Kata vixion.
“aku
juga sih.. tapi gimana dengan Olivia?” tanyanya.
“ah..
dia mah gak usah di peduliin gampanglah, dia gak bakal tahu kok. Lusa aku akan
putusin dia kamu tenang aja.habis itu kita jadian. Bagi aku mah dia udah gak
ada apa apanya lagi. Aku juga nyesel kenapa aku gak milih kamu aja dari awal
ya..” kata vixion.
“I
love you.” Kata felice dengan penuh senyuman.
“I
love you too.” Balas vixion
Sudah
cukup semua yang aku dengar. Aku segera pulang dan mengurung diri di kamar.
Hati ku hancur lalu menangis. Seketika hal buruk terlewat di otak ku.
“mungkin
itu yang harus aku lakukan..” kata ku pada diriku sendiri sambil menatap sebuah
kaca.
“line.”
Bunyi HP ku, ternyata dari vixion.
“hai
sayang, lusa ke rumah aku yuk. Kita nonton bareng.” Chatnya.
“besok
aja, aku udah gak sabar nih.” Chat ku.
“oke
deh.. aku tunggu ya sayang, love you.” Chatnya
{*read.} Aku hanya membaca pesan darinya.
“bukan
aku yang kau tunggu tapi kematian mu.” Kata ku pada diri sendiri.
Malam pun berlalu ini waktunya aku ke
rumah vixion mungkin ini rencananya untuk memutuskan aku. Tapi sebelum itu aku
akan memutuskan semua syarafnya.
Aku pun sampai di rumah vixion. Vixion
tinggal sendirian di sebuah rumah pemberian orang tuanya. Kedua orang tuanya
tinggal di amerika untuk bekerja. Dia menyambutku dengan hangat dan cinta, ya
cinta palsu. Kami pun nonton bersama dan mesra mesraan. Setelah nonton dia
mengajak ku ke kamar. Dia mulai dengan kata kata romantis dan mulai bermain
dengan ku. Dia mengkecup bibirku dan memojokan ku ke pojok kamar dia kira aku
bodoh tapi sayangnya aku tidak sebodoh yang dia kira.
Aku mengelus punggunya dan diam diam
aku mengambil sebuah pisau yang ku selipkan dia bagian bawah highheels ku
dengan perlahan agar ia tidak mencurigainya. Dia terus menikamtinya, tanpa
sadar dia mendekati ajalnya. Tusuk dia dari belakang dan dia menjerit.
“arghhhh…”
jeritnya.
“kini
semua cerita mu akan berakhir vixion. Kamu udah permainin aku. Kamu selingkuh
sama kakak aku sendiri.” Kata ku mulai meneteskan air mata.
“ka..kamu..
kamu tau dari mana.. apa yang kamu mau.. argh.. Olivia..” katanya terbata bata
menahan rasa sakit.
“Olivia?
Heh.. gak ada urusannya sama lu kini lu udah mengundang hal yang seharusnya gak
lu undang, sekarang yang berdiri di hadapan lu bukan lagi Olivia tapi Anglofer,
wujud amarah dari olivia.” Kata ku lalu tanpa basa basi lagi aku mulai aksi ku.
Aku duduk di di sampinya lalu membuka
paksa mulutnya. Ku robek rahangnya dengan pisau ku, ku robek perutnya dan
menusuk 12 kali pada jantungnya. Dan di sana lah dia menemui ajalnya.
Setelah selesai aku meninggalkannya dan
mencuci pisau yang berlumuran darah. Lalu ku cari kain putih dan kotak untuk
menyimpannya agar tidak meninggalkan jejak. Aku mandi di sana dan memakai
kemeja vixion dan jaket. Untungnya aku selesai saat jam 8 malam, jadi tidak ada
yang tahu dan aku pun segera pergi dari rumah itu. Aku menghilangkan jejak
menggunakan sarung tangan khusus operasi agar tidak ada sidik jari ku yang
tertinggal.
Sesampai di rumah aku segera masuk kamar
dan membuka box yang berisi pisau. Ku lepaskan sarung tangan itu dan aku
menemui kakak di kamarnya. Lalu setelah aku masuk, kakak masih sibuk
mendengarkan lagu di HP nya dengan earphone yang menyumbat telinganya.
Aku tusuk tangannya dari belakang dan dia
langsung jerit kesakitan, tapi hal ini belum puas sebelum aku mencabik cabik
tubuhnya. Aku mengikat mulutnya dengan kain agar dia tak dapat menjerit, ku
potong jari tangan kirinya.
“makan
itu, sakit kan? Nikung adek nya sendiri… ini akibatnya B@ng*@T!!” kata ku.
Dia
terbaring tak berdaya, aku kembali menusuk 3 kali di paha kirinya namun tiba
tiba papa membuka pintu kamar menyuruh kami makan.
“Olivia
apa yang…” katanya yang berhenti karena lemparan pisau dari ku yang mengenai
kepalanya.
“HEADSHOOT…”kata
ku dengan senyum licik tanpa merasa bersalah.
Aku keluar dari kamar dan mengmbil pisau
ku yang tertancap di kepala papa. Aku pergi ke dapur menghampiri mama. Mama
sedang memasak pancake dan saat aku mendekat dan mulai mengeker arah tusukan ku
tiba tiba mama membalik badan.
“plangg…..”
bunyi piring yang pecah.
“Olivia…
kamu mainnya jangan kelewatan ya. Pa, oliv nih..” kata mama.
“papa
udah gak ada ma. Tapi tenang aja kok, aku akan ngirim mama ke sana. Lagi pula
kalian udah gak peduli lagi sama aku, aku lebih gak peduli lagi.” Kata ku pada
mama lalu menusuk kakinya. Mama terjatuh dan menyerahkan diri pada ku.
“hah..
memang dasar orang tua.. gak punya otak !! masa nyerah gitu aja..” kata ku. Dan
saat aku ingin menusuk mama tiba tiba ….
“dorrr…..”
bunyi tembakan.
“arghhhhh….
Kakiku..” jerit ku kesakitan. Kaki ku tertembak tapi dari mana asalnya?
Setelah aku jatuh dan membalikan badan
ternyata kakak ku, felice. Dia mengambil sniper papa dan menembakannya pada ku.
“heh..
dasar adik busuk, kau memotong jari tangan kiri ku, kau membunuh papa, kau juga
membunuh vixion. Sekarang kau ingin membunuh mama.. apa mau mu dasar An***g
gila!! Kini kau yang akan mati.” Kata felice.
“kakak
t..tau dari mana soal vixion?” tanya ku.
“tadi
di berita ada, siapa lagi kalau bukan kamu. Dan ingat gw gak sudi jadi kakak lu
lagi!” kata felice.
Tanpa basa basi dia pun menembak kepala ku
dengan sniper itu, di waktu yang sama aku menusukan pisau ke telapak tangan
mama hingga tertancap ke lantai kayu ini dan di waktu yang sama pun aku menemui
ajal ku. aku mati dan roh ku menatap jasad di lantai. Kepala ku hancur akibat 3 kali tembakan darinya otak ku keluar dan
darah muncrat kemana mana. kini walau aku menjadi Setan, aku akan tetap menjadi Anglofer untuk rumah ini, sampai kapan pun aku akan menetap disini..
By:
Windy Ciang
Mohon maaf bila ada kata kata yang kasar. Terima kasih telah membaca
SS ini ^ -^ Thankyouu readers.. ^ -^

Ceritanya kurang seram
ReplyDelete