Sebuah cerita pengantar jendela inspirasi dan karya sesungguhnya

Jun 2, 2020

[SS] After Life

No comments

[SS] Short Story

 

After Life

            Setiap kali aku membuka mata, aku selalu merasa kesepian. Tidak ada siapapun dalam ruangan bersama ku. Hampa, sunyi dan semuanya berwarna putih. Aku terbangun pada sebuah keramik dingin dengan pakaian pasien berwarna putih. Hal itu membuatku terus bertanya-tanya.

“Aku dimana? Ini tempat apa? Kenapa aku ditinggalkan sendiri disini?”

            Aku berjalan menuju sebuah pintu besi yang terdapat tak jauh dari tempat ku berdiri. Di balik pintu tersebut ada apa? Aku mencoba untuk membukanya dengan menempelkan sidik jari pada seluruh telapak tangan pada monitor pintu. Hasilnya pada layar adalah “gagal”.

Aku melihat sekitarku dan mencoba meraih barang disekitar ku seperti bangku, meja belajar, tablet dengan pensil tablet. Tablet dengan ukuran 20 cm x 10 cm dengan pensil 8 cm membuatku penasaran kenapa ada benda seperti ini disini. Terdapat pada layar hanyalah sebuah layar putih dengan tools warna warni seperti dapat ku gambar dan warnai sepuasnya. Ku mulai menggambar lautan, cahaya matahari yang cukup terik dengan angin sepoi-sepoi dan langit biru yang menyegarkan. Sesuatu tiba-tiba terjadi, seluruh ruangan ku berubah menjadi seperti apa yang aku gambar. AJAIB!!

Aku baru menyadari apa yang aku lihat yaitu proyeksi dari apa yang aku gambar menjadi sebuah latar ruangan yang sungguh terlihat nyata. Sudah seminggu aku disini dan tak pernah menyadari bahwa ada alat menakjubkan ini.

Beberapa hari yang lalu aku menyadari bahwa tubuhku terasa begitu berat dan lemah. Aku mencoba melihat sekitar ku hanyalah ruangan putih bersih dan terdapat meja belajar beserta kursinya. Setelah itu aku tertidur lagi pada lantai karena pandangan ku yang mulai kabur.

Esok harinya sekitar hari ke 6 aku disini, aku mulai dapat menggerakan tubuhku sedikit demi sedikit. Aku merasa ada sesuatu yang melingkar di pergelangan tangan kiri ku. Ternyata itu adalah sebuah jam yang dapat menunjukan sudah berapa lama aku di ruangan ini. Jam tangan tangan itu menunjukan tanda “6 hari 12:45:20” dan angka detik pun terus bergerak.

Aku pun tersontak, sejak kapan aku disini dan mengapa aku baru sadar setelah 6 hari ini? Sangat membinggungkan. Lalu pada hari ini yaitu hari ke 7, seluruh anggota tubuhku dapat bergerak sesuai keinginan ku.

Tablet dan pensil itu mengubah seluruh pandanganku terhadap putih bersihnya ruangan ini. Lautnya begitu tenang dan matahari tidak begitu terik. Sangat nyaman. Aku pun mencoba menggambar sebuah kursi sandar untuk membuatku lebih rileks pada pemandangan indah ini.

Beberapa saat kemudian, tanpa sadar aku terus menggambar dan menggambar hingga berbagai macam ilustrasi pun terbentuk seperti sebuah gunung dengan awan kabutnya, pepohonan dengan daun warna warni dan sebuah bentuk simetris persegi panjang menjulur keatas dengan cahaya-cahaya didalamnya.

Aku sangat senang disini. Sejak ada tablet dan pensil ini, hidupku tidak begitu kesepian. Alhasil dengan gambar-gambarku ini, aku dapat keluar dari pintu itu dan merasakan latar dari apa yang aku gambar. Akan tetapi percuma, jika aku berlari hingga pojok pada latar, ternyata ada sebuah tembok. Tembok itu transparan dan gambarnya menyatu dengan tembok tersebut. Seperti sebuah hologram.

Ini dimana? Kenapa aku seperti terjebak? Aku berteriak dan suara pun menggema. Ini rekayasa. Ini ruangan rekayasa. Buktinya aku terus berteriak dan terus menggema.

Sesaat aku terdiam, aku melupakan hal yang penting. Siapa aku?

.......

            Seorang pria berlari dengan kecepatan tinggi sambil membawa sebuah gadis berusia 15 tahun dalam gendongannya. Ia terus berlari di antara bara api di sekelilingnya dan berbagai macam benda besar terjatuh dari langit menghancurkan tanah. Kekacauan pada dunia terjadi saat tata surya mengalami perubahan orbit. Banyak tabrakan dari asteroid pada bumi sehingga menyebabkan bumi memanas dan hancur berkawah-kawah.

“vira ku mohon kamu bertahan, sedikit lagi ku mohon”

            Pria itu mencoba berkomunikasi dengan sosok gadis yang terus ia gendong. Gadis itu masih bernafas walaupun nafasnya melambat. Pria itu akhirnya sampai pada sebuah alat yang cukup besar dan muat untuk ratusan orang tetapi penggunaannya sangat terbatas. Alat tersebut adalah alat ciptaannya yaitu AL-2020. A yang artinya After dan L yang artinya Life. 2020 adalah tahun dimana ia menciptakan alat raksasa itu.

            Pria itu berprofesi sebagai ilmuan yang menciptakan sebuah mahakarya yang tak ada bandingannya yaitu sebuah pesawat luar angkasa yang dapat membuat makhluk hidup di dalamnya dapat bertahan hidup dalam luar angkasa selama masa hidupnya. Makhluk hidup di dalamnya tidak perlu makan dan minum. Maka dari itu ia memberi nama after life. Setelah kehidupan manusia pada umumnya yaitu harus makan dan minum menjadi hidup tanpa memerlukan apapun itu. Untuk menghibur diri dalam pesawat itu, diberi sebuah tablet dan pensil untuk dapat merasakan rekayasa dimensi hidup di alam yang kita inginkan.

“vira, bertahanlah”

            Pria itu memasukan anak nya pada sebuah ruangan besar dalam alat AL-2020 itu. Berharap beberapa hari kemudian anaknya dapat terbangun dalam kondisi yang sehat. Setelah memasukan anaknya ke dalam, ayah tersebut keluar dari AL-2020 dalam kondisi tidak baik. Ia menangis sambil muntah darah. Pria itu menahan sakit di dadanya sambil melihat alat itu otomatis berjalan pergi menuju luar angkasa.


By: Devi Stefanny

 


No comments :

Post a Comment